Angka persebaran Covid yang kian meninggi membuat pasien di Wisma Atlet membludak. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan katakan Wisma Atlet adalah museum penyintas Covid. Bangunan ini menjadi saksi bisu akan harapan dan doa dari para penyintas, alasannya.
Siapa
yang tidak tahu Wisma Atlet? gedung yang sengaja dibuat sebagai asrama para
atlet se-Asia dalam ajang Asian Games pada tahun 2018 kemarin. Setelah ajang
pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara itu usai, kini Wisma Atlet kembali di
huni. Bukan oleh para atlet, melainkan orang-orang terinfeksi virus Corona.
Kompleks gedung bertingkat yang berdiri di atas tanah seluas 10 hektare, dan terdiri dari sepuluh bangunan menara dengan
jumlah 7.424 kamar itu kini telah beralih fungsi sebagai rumah sakit darurat
pasien terpapar covid.
Gedung
itu kini telah menjadi saksi bisu dari para penyintas Covid. seperti dikatakan
oleh Anies Baswedan saat launching buku berisi kumpulan foto selama pandemi di Jakarta,
dikutip dari merdeka.com "Gedung ini menjadi
preform salah satu monumen Covid yang hari ini belum disadari. Nanti, gambar
ini akan dikenang lintas zaman karena di sinilah tempat berkumpulnya penyintas
Covid paling banyak,"
Mantan menteri Pendidikan dan Kebudayaan
itu juga menganggap bahwa tower ini bukan hanya sekedar saksi bisu namun juga tempat
bersejarah, di mana saat Asean Games berlangsung tidak ada yang pernah
menyangka bahwa asrama megah ini pada akhirnya akan menjadi rumah sakit darurat
dan menampung pasien dengan jumlah terbanyak se-Asia Tenggara dan Asia.
Anies juga menganggap bukanlah karena pengalih fungsiannya yang membuat
bangunan ini hebat tapi bagaimana tempat ini dapat menampung puluhan ribu penyintas
dan menyaksikan setiap cerita di dalamnya. Jadi sudahlah cocok kalau bangunan
itu dianggap sebagai tempat bersejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar