Berada di Jalan Medan Merdeka Barat No.12,
Gambir, Jakarta Pusat, Museum Nasional atau yang lebih kerap disebut Museum
Gajah menjadi museum terlengkap dan terbesar tidak hanya di Nusantara namun
juga di Asia Tenggara. Memiliki hampir sebanyak 160.000 koleksi dari berbagai
daerah, Museum Nasional menjadi rumah bagi banyak jejak budaya di zaman dulu. Terdapat 7 jenis koleksi Prasejarah yang dipamerkan di sana, yaitu antara lain Arkeologi masa Klasik atau Hindu –
Budha; Numismatik dan Heraldik; Keramik; Etnografi, Geografi dan Sejarah.
Bermula dari lahirnya sebuah himpunan
bernama Bataviaasch Genootschap van
Kunsten en Wetenschappen, yang didirikan oleh Pemerintah Belanda pada
tanggal 24 April 1778. Himpunan ini didirikan dengan tujuan mengembangkan ilmu
pengetahuan seperti ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan
sejarah, juga bidang seni. Salah seorang pendiri perkumpulan ini, JCM
Radermarcher menyumbangkan sebuah rumah di Jalan Kali Besar serta sejumlah buku
pengetahuan dan benda budaya, inilah yang menjadi awal dari lahirnya Museum
yang telah menjadi pusat budaya di daerah Jakarta ini. Hingga akhirnya
pemerintah Hindia Belanda mendirikan sebuah Museum di lokasi saat ini
dikarenakan koleksi yang sudah memenuhi rumah di Kali Besar tersebut. Kemudian
barulah pada tahun 1868 Museum ini dibuka untuk umum.
Terkenal dengan sebutan Museum Gajah di
masyarakat, dikarenakan adanya patung Gajah yang berdiri di halaman depan
Museum, yang merupakan hadiah dari Raja
Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada
tahun 1871. Pada tanggal 26 Januari 1950, Koninklijk
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen berubah menjadi
Lembaga Kebudayaan Indonesia, dan oleh karena pentingnya nilai Museum ini untuk
bangsa Indonesia akhirnya Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan
Museum Gajah kepada pemerintah Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar