Museum Wayang
merupakan salah satu Museum yang bangunannya merupakan peninggalan bekas
Belanda. Dapat dilihat sendiri, dari luar pun arsitekturnya sudah terlihat
bergaya Eropa. Dulunya bangunan ini merupakan gereja tua tempat peribadatan
rakyat sipil milik VOC yang didirikan tahun 1640 bernama ‘de oude Hollandsche Kerk’.
Tahun 1733
gereja ini kemudian di pugar dan berganti nama menjadi 'de nieuwe Hollandsche Ker'. Kemudian sembilan buah prasasti di
taman terbuka yang merupakan para elit Belanda yang dimakamkan di sana pun
didirikan.
Sebuah gempa
melanda, dan gereja ini pun mengalami kerusakan. Selanjutnya di bangunlah
sebuah bangunan baru di lokasi tersebut sebagai properti dari perusahaan Geo
Wehry & Co yang difungsikan sebagai gudang. Di tahun 1912 hanya bagian
depanlah yang dipugar menjadi bergaya Noe
Reinaissance, namun di tahun 1938 gedung ini dipugar seluruhnya
mengikuti gaya bangunan di zaman kolonial.
14 Agustus 1936
gedung ini berpindah tangan, kepemilikan berganti menjadi milik Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen, sebuah lembaga yang bertujuan untuk mengembangkan dan
memajukan seni dan ilmu pengetahuan, dan gedung ini pun ditetapkan sebagai
monumen. Setahun setelahnya lembaga ini menyerahkan gedung tersebut kepada Stichting oud Batavia, yang kemudian
merubahnya menjadi "de oude
Bataviasche Museum" Atau Museum Batavia Lama, saat itu Gubernur
Jenderal Hindia Belanda terakhirlah yang mengesahkan pembukaannya, ia adalah
Jonkheer Meester Aldius Warmoldu Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer.
Pembukaan tersebut berlangsung pada 22 Desember 1939.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar