Harry Widianto
Lahir di Magelang 7 Juli 1958, laki-laki
yang merupakan alumni UGM ini, mengabdikan hidupnya pada penelitian dan dunia
prasejarah Indonesia. Sebegitu cintanya ia hingga pada tahun 1989, ia menempuh
program paleoantropologi di Institut de Paleontologie Humaine, Museum National
d’Histoire Naturelle, Paris dengan bantuan beasiswa. Rasa ketertarikan dan
kecintaannya itulah yang akhirnya membawa ia menjabat sebagai Kepala Balai
Pelestarian Situs Manusia Purba Sangira dan Peneliti Utama Golongan IV-e, serta
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, menggantikan Drs. Surya
Helmi yang telah memasuki masa pensiunnya.
Laki-laki yang telah dikaruniai dua orang
putri ini, mengawali perjalanannya di dunia prasejarah saat menduduki bangku
kuliah. Ia menjadi salah satu mahasiswa Universitas Gajah Mada Jurusan
Arkeologi dan lulus pada tahun 1983. Setelah lulus, ia berhasil mendapatkan
beasiswa untuk berkuliah di Paris. Kemudian dengan judul tesisnya, "Polymorphisme des Dents dés Hominidés de
Java” ia mendapat gelar S2. Tiga tahun setelahnya, ia berhasil meraih gelar
doktor dan lulus S3 dengan judul desertasi "Unité et Diversité des Hominidés Fossiles de Java. Présentation de
Restes Humains Fossiles Inédits”.
Sudah banyak kontribusi yang laki-laki ini
berikan pada dunia penelitian. Kajian-kajian dan karya ilmiahnya banyak dikaji
dan diulas tidak hanya sebatas di Indonesia, namun hinnga kancah In
ternasional. Salah satu kajiannya adalah Trilogi Sangiran yang memuat 3 jilid
berjudul "Situs-Situs Hominid”, ”Sangiran Menjawab Dunia”, dan “Jejak
Langkah Setelah Sangiran”. Sedangkan pencapaiannya yang sangat membanggakan
didapat ketika ia berhasil merekonatruksi tulang manusia purba utuh.
Selain sebagai peneliti dan pakar manusia
purba, siapa sangka laki-laki yang terkenal tegas dan serius saat bekerja dan
jenaka saat santai ini juga merupakan penyelam. Ia merupakan salah satu
penyelam dunia arkeologi bawah air yang dimiliki Indonesia (Indonesian
Underwater Archaeology). Harry, sapaan akrab laki-laki ini, bahkan merupakan
generasi awk ayang dikirim ke Thailand untuk ikut serta dalam Training Course in Underwater Archaeology
di Thailand (1984) dan Advanced in Underwater Archaeology
(1986) bersama rekannya Santoso Pribadi. Dia sudah berpengalaman menyelam ke
berbagai daerah untuk melakukan kegiatan survei arkeologi bawah air. Seperti
misalnya saja di daerah perairan Jepang dan Rembang serta daerah perairan
Tuban, tidak ketinggalan pula Gua Cosquer Marseille di Perancis turut ia
jelajahi pada 1989.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar