Senin, 01 Maret 2021

Simak Tokoh

 Harry Widianto

Lahir di Magelang 7 Juli 1958, laki-laki yang merupakan alumni UGM ini, mengabdikan hidupnya pada penelitian dan dunia prasejarah Indonesia. Sebegitu cintanya ia hingga pada tahun 1989, ia menempuh program paleoantropologi di Institut de Paleontologie Humaine, Museum National d’Histoire Naturelle, Paris dengan bantuan beasiswa. Rasa ketertarikan dan kecintaannya itulah yang akhirnya membawa ia menjabat sebagai Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangira dan Peneliti Utama Golongan IV-e, serta Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, menggantikan Drs. Surya Helmi yang telah memasuki masa pensiunnya.

Laki-laki yang telah dikaruniai dua orang putri ini, mengawali perjalanannya di dunia prasejarah saat menduduki bangku kuliah. Ia menjadi salah satu mahasiswa Universitas Gajah Mada Jurusan Arkeologi dan lulus pada tahun 1983. Setelah lulus, ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Paris. Kemudian dengan judul tesisnya, "Polymorphisme des Dents dés Hominidés de Java” ia mendapat gelar S2. Tiga tahun setelahnya, ia berhasil meraih gelar doktor dan lulus S3 dengan judul desertasi "Unité et Diversité des Hominidés Fossiles de Java. Présentation de Restes Humains Fossiles Inédits”.

Sudah banyak kontribusi yang laki-laki ini berikan pada dunia penelitian. Kajian-kajian dan karya ilmiahnya banyak dikaji dan diulas tidak hanya sebatas di Indonesia, namun hinnga kancah In ternasional. Salah satu kajiannya adalah Trilogi Sangiran yang memuat 3 jilid berjudul "Situs-Situs Hominid”, ”Sangiran Menjawab Dunia”, dan “Jejak Langkah Setelah Sangiran”. Sedangkan pencapaiannya yang sangat membanggakan didapat ketika ia berhasil merekonatruksi tulang manusia purba utuh.

Selain sebagai peneliti dan pakar manusia purba, siapa sangka laki-laki yang terkenal tegas dan serius saat bekerja dan jenaka saat santai ini juga merupakan penyelam. Ia merupakan salah satu penyelam dunia arkeologi bawah air yang dimiliki Indonesia (Indonesian Underwater Archaeology). Harry, sapaan akrab laki-laki ini, bahkan merupakan generasi awk ayang dikirim ke Thailand untuk ikut serta dalam Training Course in Underwater Archaeology di Thailand  (1984) dan Advanced in Underwater Archaeology (1986) bersama rekannya Santoso Pribadi. Dia sudah berpengalaman menyelam ke berbagai daerah untuk melakukan kegiatan survei arkeologi bawah air. Seperti misalnya saja di daerah perairan Jepang dan Rembang serta daerah perairan Tuban, tidak ketinggalan pula Gua Cosquer Marseille di Perancis turut ia jelajahi pada 1989.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengintip Wayang Tertua di Museum Wayang

  Menurut sejarah wayang diperkirakan sudah ada sejak 1500 tahun yang lalu. Sebuah kebudayaan tua yang terus menerus di wariskan kepada gene...