Senin, 01 Maret 2021

Simak Tokoh

 Harry 'Truman' Simanjuntak

Harry Truman Simanjuntak. Laki-laki berkacamata yang kerap disapa Pak Truman ini telah mengabdikan hidupnya selama puluhan tahun untuk terus mengorek misteri-misteri masa lalu Indonesia. Karirnya telah masyhur di dunia penelitian Indonesia sebagai ilmuwan di bidang arkeologi dan prasejarah.

Lahir di Pematang Siantar 27 Agustus 1951. Anak ke-7 dari 11 bersaudara ini awalnya berkuliah di Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, Medan atas suruhan orang tuanya. Namun, baru memasuki tahun pertamanya ia merasa passionnya adalah sejarah dan arkeologi. Akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta.

Di yogyakarta ia memutuskan untuk mengikuti kuliah rangkap. Selain menjadi mahasiswa jurusan Arkeologi di Fakultas Sastra, UGM, ia juga menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atmajaya. Setelah menyelesaikan studi hukumnya dan menjadi sarjana muda Hukum, Truman mulai fokus pada bidang Arkeologi yang diminatinya.

Beberapa kali sempat mendapat pekerjaan di bidang arkeologi, Truman akhirnya mendapat kesempatan untuk meneruskan studi arkeologi nya di Institut de Paleontologie Humaine, Paris, Perancis. Bersama dengan Toni Djubiantoro dan Harry Widianto, ia melanjutkan pendidikannya hingga mendapat gelar master. Meski berada di bidang yang sama, mereka bertiga memilih spesialis yang berbeda, Truman memilih spesialis Artefak Paleolitik, Tony memilih Geologi Kuarter, sedangkan Harry memilih spesialis Paleoantropologi.

Setelah selesai dengan studinya ia mulai banyak berkontribusi pada banyak penelitian. Penelitian-penelitian tersebut banyak digunakan sebagai rujukan dan dikaji oleh peneliti tidak hanya di Indonesia, namun juga Internasional. Petualangan-petualangannya mengungkap misteri jejak nenek moyang Indonesia antara lain, penelitian Hominid/Palaeolitik di Jawa, Sumatera, Kalimatan, Sumba, dan Maluku; penelitian kehidupan kala Plestosen akhir hingga Holosen awal; penelitian budaya neolitik; dan penelitian budaya Megalitik/Paleometalik di sejumlah situs di tanah air.

Berkat dari riset-riset dan penelitiannya, terbukti bahwa Indonesia merupakan wilayah penting yang dapat menjadi sumber penguakan misteri evolusi manusia dan budaya, karena tidak banyak tempat yang dapat menghidupi manusia di jaman tua. Terbukti dengan sedikitnya temuan Homo Erectus di dunia. Berkat itu pula Harry Truman Simanjuntak dinobatkan sebagai professor riset dengan orasi pengukuhan “Pluralisme dan Multikurturalisme dalam Prasejarah Indonesia” pada 2006 silam yang kemudian pada 20 Agustus 2015, dihadiahi penghargaan Ilmu Pengetahuan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kini lebih dari 150 karya tulisnya telah diterbitkan dalam bentuk artikel, makalah, prosiding, monografi, dan lain-lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengintip Wayang Tertua di Museum Wayang

  Menurut sejarah wayang diperkirakan sudah ada sejak 1500 tahun yang lalu. Sebuah kebudayaan tua yang terus menerus di wariskan kepada gene...