Harry 'Truman' Simanjuntak
Harry
Truman Simanjuntak. Laki-laki berkacamata yang kerap disapa Pak Truman ini
telah mengabdikan hidupnya selama puluhan tahun untuk terus mengorek
misteri-misteri masa lalu Indonesia. Karirnya telah masyhur di dunia
penelitian Indonesia sebagai ilmuwan di bidang arkeologi dan prasejarah.
Lahir di
Pematang Siantar 27 Agustus 1951. Anak ke-7 dari 11 bersaudara ini awalnya
berkuliah di Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, Medan atas suruhan
orang tuanya. Namun, baru memasuki tahun pertamanya ia merasa passionnya adalah
sejarah dan arkeologi. Akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta.
Di
yogyakarta ia memutuskan untuk mengikuti kuliah rangkap. Selain menjadi
mahasiswa jurusan Arkeologi di Fakultas Sastra, UGM, ia juga menjadi mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Atmajaya. Setelah menyelesaikan studi hukumnya dan menjadi
sarjana muda Hukum, Truman mulai fokus pada bidang Arkeologi yang diminatinya.
Beberapa
kali sempat mendapat pekerjaan di bidang arkeologi, Truman akhirnya mendapat
kesempatan untuk meneruskan studi arkeologi nya di Institut de Paleontologie
Humaine, Paris, Perancis. Bersama dengan Toni Djubiantoro dan Harry Widianto,
ia melanjutkan pendidikannya hingga mendapat gelar master. Meski berada di
bidang yang sama, mereka bertiga memilih spesialis yang berbeda, Truman memilih
spesialis Artefak Paleolitik, Tony memilih Geologi Kuarter, sedangkan Harry
memilih spesialis Paleoantropologi.
Setelah
selesai dengan studinya ia mulai banyak berkontribusi pada banyak penelitian.
Penelitian-penelitian tersebut banyak digunakan sebagai rujukan dan dikaji oleh
peneliti tidak hanya di Indonesia, namun juga Internasional.
Petualangan-petualangannya mengungkap misteri jejak nenek moyang Indonesia
antara lain, penelitian Hominid/Palaeolitik di Jawa, Sumatera, Kalimatan,
Sumba, dan Maluku; penelitian kehidupan kala Plestosen akhir hingga Holosen
awal; penelitian budaya neolitik; dan penelitian budaya Megalitik/Paleometalik
di sejumlah situs di tanah air.
Berkat
dari riset-riset dan penelitiannya, terbukti bahwa Indonesia merupakan wilayah
penting yang dapat menjadi sumber penguakan misteri evolusi manusia dan budaya,
karena tidak banyak tempat yang dapat menghidupi manusia di jaman tua. Terbukti
dengan sedikitnya temuan Homo Erectus di dunia. Berkat itu pula Harry Truman
Simanjuntak dinobatkan sebagai professor riset dengan orasi pengukuhan
“Pluralisme dan Multikurturalisme dalam Prasejarah Indonesia” pada 2006 silam
yang kemudian pada 20 Agustus 2015, dihadiahi penghargaan Ilmu Pengetahuan oleh
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kini lebih dari 150 karya tulisnya
telah diterbitkan dalam bentuk artikel, makalah, prosiding, monografi, dan
lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar