Kasus pencurian koleksi benda bersejarah yang disimpan oleh museum terjadi lagi. Kali ini disebabkan oleh kurangnya dana operasional untuk menyewa alat keamanan. Hasilnya, 900 koleksi raib digondol pencuri.
Indonesia memiliki kekayaan yang tak
ternilai jumlahnya. Alam, adat, budaya, teknologi, ilmu pengetahuan, dan masih
banyak lagi yang dapat dibanggakan dari Negeri kita tercinta ini. Tidak
berlebihan rasanya jika menyebut Negeri Indonesia ini masih memiliki banyak
surga tersembunyi yang tak tersentuh dan menyimpan cerita tersendiri.
Beberapa kekayaan dari masa lalu yang
tersisa, dijaga dan dimuseumkan. Dipamerkan di ruangan khusus untuk kemudian
diamati, dipelajari, dan dikagumi. Itulah peran museum sebagai rumah dari
banyak benda bersejarah.
Koleksi-koleksi tersebut tentunya bernilai
sejarah dan tak ada duanya. Bisa saja manusia membuat duplikatnya, tapi apakah
sama? Tentu saja tidak. Cerita dibalik benda itulah yang justru membuatnya
berharga. Bentuknya mungkin sama tapi sejarahnya yang hilang sama sekali.
Sudah tahu bahwa benda-benda tersebut
berharga, banyak orang akhirnya tergiur untuk memanfaatkannya sebagai ladang
uang. Diam-diam memantau keadaan, kemudian tanpa sepengetahuan siapa pun
bergerak mereka bergerak cepat mencuri benda koleksi tersebut. Tak jarang
tindakan ini berujung dengan adanya korban luka-luka atau yang lebih parahnya
lagi mungkin hingga menimbulkan korban jiwa.
Kasus pencurian paling anyar yang terjadi
baru-baru ini adalah kasus menghebohkan yang terjadi di Museum Negeri Provinsi
Sulawesi Tenggara. Sekitar 900 koleksi termasuk pedang dan keris peninggalan
Jepang raib di jarah oleh pencuri.
Ketika ditanya, bagaimana system keamanan
di Museum, pihak pengelola museum menyatakan bahwa Museum itu tidak dilengkapi
sistem kemanan yang memadai. Ruangan yang dijadikan sebagai gudang penyimpanan
koleksi tersebut bahkan hanya dikunci menggunakan gembok. Tidak ada penjagaan
berarti, pihak museum juga mengatakan bahwa CCTV sudah lama rusak.
Pihak Museum juga menegaskan bahwa
kurangnya sistem keamanan ini dikarenakan minimnya anggaran dari pemerintah daerah
yang tersedia, sedangkan bangunan yang harus diurus tidaklah kecil. Pihak
museum juga sudah mencoba menutupinya dengan mengadakan ronda dan bersih-bersih
bagi para pegawai meskipun itu bukanlah tugas mereka.
Lalu bagaimana dengan Museum setaraf
Museum Nasional Indonesia?. Tercatat bahwa sudah beberapa kali Museum Nasional
juga sempat kecolongan. Kasus yang terkenal salah satunya adalah kasus kelompok
pencuri Kusni Kadut dan pencurian pada September 2013 yang membuat empat
koleksi yang terbuat dari emas raib dijarah.
Selain pencurian yang langsung ditargetkan
pada Museum, ada juga kasus penjarahan pada situs-situs bersejarah yang
dilakukan oleh masyarakat awam. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya
pengetahuan dan perhatian pada warisan budaya ini. Jika terus begini bisa jadi
warisan negara dari masa lalu akan benar-benar punah dan tidak meninggalkan
sisa. Jika begitu, anak-cucu kita di masa depan mungkin tidak lagi dapat
melihatnya secara langsung. Maka dari itu, pengawasan dan sosialisasi terhadap
masyarakat luas terkait situs atau koleksi bersejarah agaknya harus lebih di tegaskan
lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar